1. Tujuan dan Hakikat Perkembangan Sistem
Proyek pengembangan sistem pada umumnya mencakup tiga tahap utama yaitu :
• Sistem Analisis
Meliputi formulasi dan evaluasi solusi-solusi atas masalah-masalah sistem. Penekanan dalam analisis sistem adalah tujuan keseluruhan sistem. Hal yang mendasar dalam hal ini adalah timbal balik, untung rugi, dalam pencapaian tujuan sistem.
Tujuan analisis system adalah :
- Untuk meningkatkan kualitas informasi.
- Untuk meningkatkan pengendalian intern.
- Untuk meminimalkan biaya.
• Sistem Perancangan
Mencakup evaluasi efektivitas dan efisiensi relatif atas pilihan-pilihan rancang bangun sistem dipandang dari kebutuhan keseluruhanya. Perancangan sistem adalah proses menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih oleh proses analisis sistem.
• Sistem Implementasi
- Merupakan proses penempatan rancangan prosedur-prosedur dan metode-metode baru, atau yang telah direvisi, ke dalam operasi. Implementasi sistem mencakup pengujian atas solusi sebelum implementasi, pendokumentasian solusi, dan peninjauan atas sistem pada saat awal pengoperasiannya. Hal itu bertujuan untuk memverifikasi bahwa fungsi-fungsi sistem sesuai dengan spesifikasi rancangan.
• Sistem Analisis
Meliputi formulasi dan evaluasi solusi-solusi atas masalah-masalah sistem. Penekanan dalam analisis sistem adalah tujuan keseluruhan sistem. Hal yang mendasar dalam hal ini adalah timbal balik, untung rugi, dalam pencapaian tujuan sistem.
Tujuan analisis system adalah :
- Untuk meningkatkan kualitas informasi.
- Untuk meningkatkan pengendalian intern.
- Untuk meminimalkan biaya.
• Sistem Perancangan
Mencakup evaluasi efektivitas dan efisiensi relatif atas pilihan-pilihan rancang bangun sistem dipandang dari kebutuhan keseluruhanya. Perancangan sistem adalah proses menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih oleh proses analisis sistem.
• Sistem Implementasi
- Merupakan proses penempatan rancangan prosedur-prosedur dan metode-metode baru, atau yang telah direvisi, ke dalam operasi. Implementasi sistem mencakup pengujian atas solusi sebelum implementasi, pendokumentasian solusi, dan peninjauan atas sistem pada saat awal pengoperasiannya. Hal itu bertujuan untuk memverifikasi bahwa fungsi-fungsi sistem sesuai dengan spesifikasi rancangan.
2. Pertimbangan Perilaku dalam Pengembangan Sistem
Manajemen, pemakai, dan staf sistem perlu dilibatkan dalam perancangan sistem informasi dan kegiatan lanjutannya. Umumnya, kelompok perancangan atau tim proyek yang meliputi para pemakai, analis, dan wakil-wakil manajemen, dibentuk untuk mengidentifikasi kebutuhan, mengembangkan spesifikasi-spesifikasi teknis, dan mengimplementasikan sistem baru.
Manajemen, pemakai, dan staf sistem perlu dilibatkan dalam perancangan sistem informasi dan kegiatan lanjutannya. Umumnya, kelompok perancangan atau tim proyek yang meliputi para pemakai, analis, dan wakil-wakil manajemen, dibentuk untuk mengidentifikasi kebutuhan, mengembangkan spesifikasi-spesifikasi teknis, dan mengimplementasikan sistem baru.
Masalah-masalah teknis, organisasional, dan manajemen proyek akan muncul
dalam mengimplementasikan sistem informasi. Sistem informasi yang baru
menimbulkan hubungan tata kerja baru di antara personel yang ada,
perubahan-perubahan tugas, dan barangkali perubahan struktur organisasi formal.
Faktor-faktor teknis, perilaku, situasi, dan personel yang berkaitan harus
dipertimbangkan seluruhnya. Kegagalan untuk melakukan hal itu akan
mengakibatkan tidak bergunanya output sistem, walaupun secara teknis sistem
cukup baik. Lebih jauh, diperlukan kerja sama dari pemakai secara terus-menerus
untuk mengoperasikan sistem (menyediakan input, verifikasi output) setelah
sistem itu diimplementasikan.
Kerja sama pemakai yang dibutuhkan untuk keberhasilan pengoperasian sistem
harus diyakini pada saat perancangan sistem, bukan sesudahnya. Sebagian besar
aplikasi akuntasi bersifat rutin. Untuk memastikan kesesuaian dengan jadual
produksi, hubungan yang terus-menerus di antara pemakai dan personel sistem
informasi adalah penting. Daftar input, laporan, dan lainnya biasanya merupakan
tanggung-jawab kelompok sistem, tetapi untuk implementasi dan pemeliharaan atas
daftar ini diperlukan kerja sama dengan para pemakai.
Filosofi dari perancangan berorientasi pemakai(user oriented) membantu
membentuk perilaku dan pendekatan kepada pengembangan sistem yang dengan
seksama mempertimbangkan konteks organisasional. Para pemakai harus dilibatkan
dalam perancangan aplikas. Perhatian yang seksama terhadap output, baik
terhadap kuantitas maupun format, dalam tahap perancangan akan mencegah pemakai
untuk mengerjakan ulang data atau meminta bentuk laporan baru pada saat sistem
sudah berjalan. Output harus diarahkan kepada keputusan- keputusan; para
pemakai harus memahami hakikat dan tujuan output agar dapat memanfaatkannya.
Pelatihan karyawan harus tercakup dalam tahap perancangan, bukan dimulai
setelah sistem dipasang. Akhirnya, sistem harus disiapkan untuk dapat menerima
dan melakukan perubahan setelah mulai dioperasikan. Para pemakai biasanya
meminta perubahan; antisipasi terhadap kemungkinan ini dan faktor-faktor lain
yang telah diuraikan adalah sangat penting dalam filosofi berorientasi pemakai
dalam perancangan sistem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar